
Mega Bicara Soal Anugerah, Berdoa tapi Tak Terlalu Berharap Hasto Kembali
Mega Bicara Soal Anugerah, Tapi Tak Terlalu Berharap Hasto Kembali ke Panggung
republikpost.com – Pernyataan Megawati Soekarnoputri soal Hasto Kristiyanto kembali mengundang perhatian publik. Dalam sebuah acara internal PDIP, Megawati menyebut Hasto sebagai “anugerah” yang pernah ia temui dalam perjalanan politiknya. Namun, di balik pujian itu, Megawati juga mengisyaratkan bahwa dirinya tak terlalu berharap Hasto bisa langsung kembali ke garis depan partai setelah bebas dari jeratan hukum.
Komentar tersebut tentu menarik. Mengingat sebelumnya Megawati dikenal sangat protektif terhadap orang-orang kepercayaannya, termasuk Hasto. Tapi kali ini, ia terlihat lebih dingin dan berhati-hati dalam memilih kata. Bahkan dalam pernyataannya, Megawati lebih menekankan pentingnya menjaga marwah partai dan fokus pada regenerasi, dibanding menggantungkan harapan pada satu sosok saja.
Bagi banyak pengamat, ini adalah sinyal bahwa PDIP sedang menyiapkan langkah strategis untuk masa depan yang lebih luas — termasuk kemungkinan melepas ketergantungan pada figur tertentu. Hasto mungkin dianggap berjasa, tapi dinamika politik membuat partai harus berpikir realistis dan ke depan.
Hasto dan Perannya di PDIP: Anugerah atau Beban?
Hasto Kristiyanto selama ini dikenal sebagai sosok yang loyal terhadap Megawati dan garis partai. Ia banyak terlibat dalam strategi politik PDIP di balik layar, terutama dalam pemenangan Pemilu dan komunikasi publik. Tapi keterlibatannya dalam kasus hukum membuat posisinya jadi sorotan tajam. Bahkan sebagian kader mulai mempertanyakan apakah mempertahankan Hasto justru membebani citra partai.
Megawati dalam pernyataannya juga menyentil soal “belajar dari kesalahan”. Ia tak menyebut nama, tapi konteksnya jelas. PDIP tak ingin terjebak nostalgia dengan tokoh yang dulu berjasa tapi kini membawa risiko. Meskipun Hasto disebut sebagai anugerah, kalimat lanjutannya lebih condong ke arah realistis.
Menurut sumber internal partai, saat ini banyak suara di DPP yang mulai mempertimbangkan wajah baru untuk menggantikan peran Hasto di masa mendatang. Mereka ingin figur yang bersih, muda, dan tidak terikat masa lalu. Ini menunjukkan partai ingin bersiap menghadapi era politik baru, terutama menjelang Pemilu 2029.
Reaksi Kader dan Netizen: Antara Setuju dan Skeptis
Pernyataan Megawati soal Hasto memicu berbagai reaksi, baik di kalangan kader maupun masyarakat umum. Sebagian kader senior menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk kedewasaan politik Megawati — bahwa loyalitas tak bisa jadi tameng untuk membela yang salah. Mereka sepakat bahwa partai harus tetap bersih dan tidak boleh memanjakan kader yang tersandung masalah.
Namun, di sisi lain, ada juga yang merasa Megawati terlalu cepat mengambil jarak. Mereka menilai Hasto belum tentu bersalah, dan belum ada putusan pengadilan yang menjatuhkan vonis. Bagaimanapun, loyalitas Hasto pada PDIP selama ini tidak bisa diabaikan begitu saja.
Di media sosial, topik ini jadi viral. Banyak netizen memuji sikap tegas Megawati, tapi tak sedikit juga yang menyindir bahwa PDIP terlalu sering mengganti wajah bila ada kader bermasalah. Diskusi ini bahkan memunculkan hashtag seperti #PDIPBersih atau #HastoKembali yang ramai digunakan dalam 24 jam terakhir.